Belitung Dalam Kenangan

Part 6. Coretan Muka

Selain Begalor, aku dan sahabat-sahabat ku sering menghabiskan malam di Bilyard Kampong Kebun Jeruk. Bilyard ini milik keluarga cina Belitong. Aku kenal dengan anak pemilik bilyard ini. Namanya Lisa, umurnya masih sangat muda. Ketika itu ia baru saja menyelesaikan pendidikan SMA nya di Belitong. Bilyard mereka, termasuk yang paling ramai dikunjungi. Seingatku, mereka mempunyai enam meja bilyard. Lisa sempat memberi kabar kalau dia sekarang di Jakarta, membantu usaha counter Handphone kakaknya di Kawasan Roxy Jakarta.

Kawan, bilyard ini menjadi ajang corat-coret muka bagi kami. Bagi yang kalah, harus siap menerima coretan dimuka. Sungguh permainan yang paling menggelikan selama aku di Belitong. Aku, Iyan, P’de Anto, Onge, Putirai dan P’de Rary semua pernah merasakan coretan cuk setik bilyard yang berwarna Biru pekat itu.

Kawan, coretan p’de Anto harus dihindari. Jika tidak, maka kami harus siap-siap menerima cap jempolnya yang super gede itu. Sungguh menyedihkan!. Bayangkan saja jempol tangannya yang segede jempol kaki, tiga kali lipat jempol tangan ku. Bila mencoret muka kami, maka lebar coretannya tak tanggung-tanggung. Dengan cepat akan segera memenuhi muka kami. Huhh! Benar-benar menyebalkan.

Kami, sangat menikmati permainan bilyard sinting ala kami itu. Kami akan tertawa lepas mentertawakan teman yang kena coretan. Aku masih ingat, setelah sampai rumah kontrakan ku, aku akan segera membersihkan muka, sebelum tidur. Kawan, terlepas dari permainan sinting ala kami itu, yang paling penting adanya rasa kekeluargaan dan kebersamaan diantara kami.

***

Pos ini dipublikasikan di Cerita, Kisah, Novel, Pembangun Jiwa dan tag , , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Belitung Dalam Kenangan

  1. Bayzhaqy berkata:

    salam kenal, pak jaksa… :))
    ceritakan lagi dong, tentang Manggar atau Tanjong Pandan… biar tahu banyak, terima kasih

Tinggalkan komentar